Saya suka mendengar, saya mensyukuri indahnya suara yang dihasilkan oleh manusia. Saya mengagumi kemampuan seseorang dalam menghasilkan suara yang dapat menggerakkan dan mempengaruhi jiwa yang mendengarnya.
Sejak kecil, saya terpesona dengan Mbak Tisa Julianti yang mampu menghidupkan setiap karakter yang disuarakannya, Setiap nama beliau muncul di akhir sebuah film yang saya saksikan, saya merasa bahagia. Lalu saya dan sahabat-sahabat saya mencobanya, menirukan gaya beliau menyuarakan tokoh utama berbicara, lalu kami tertawa terpingkal-pingkal, tak percaya, ternyata begitu sulit melakukannya.
Namun begitu saya tetap melakukannya, sekali, dua kali, lagi, terus lagi, dan menikmatinya. Saya juga selalu berusaha menirukan suara dari narator yang menarasikan rangkaian peristiwa bersejarah dengan suaranya yang renyah dan intonasi suara yang begitu indah di sebuah siniar setiap kali kami melakukan perjalanan, atau saat saya membersihkan rumah, atau memasak. Saat membaca buku dengan nyaring bersama anak-anak, saya menirukan gaya narator ini.
Ibu Profesional telah membangkitkan kembali mimpi dan passion saya mengenai hal ini, mengingatkan kembali mimpi mengikuti jejak mbak Tisa Julianti yang telah lama terlupakan dan tenggelam bersamaan dengan lahirnya impian-impian baru, perjalanan dan petualangan baru yang saya lalui, perubahan diri dan pendewasaan yang hadir dari setiap kesulitan dan kemudahan, pedih dan kecewa yang melelahkan, rasa sesak di dada, tangis, tawa, dan juga rasa syukur yang membahagiakan.
“Terima kasih” untuk Virus Corona yang membuka jalan bagi terlaksananya berbagai kelas online yang dapat diakses dari mana saja. Saya telah membaca narasi, mengisi suara, belajar secara mandiri, dan selalu dengan senang hati mengajukan diri untuk menyumbangkan suara kepada siapa saja yang membutuhkannya, selain sebagai arena “bermain” dan memfasilitasi passion saya, juga sebagai sarana promosi tentunya.
Saya ingin mengikuti kelas dan terus berlatih, sebagai sarana mengembangkan diri, meningkatkan kemampuan, dan membangun relasi. Imipan yang saya gantungkan tinggi di langit. Diiringi dengan do’a-do’a pada Sang Maha Kuasa. Bismillaah, saya ingin menjadi seperti Mbak Tisa Julianti! Aamiin!!
0 comments:
Post a Comment