topbella

Saturday, January 21, 2023

Everglow (Part 10)

 Another World


Vio masih tidak mengerti apa yang telah terjadi. Setelah menutup telepon, Rey memintanya untuk tetap bersama Ivanna dan pulang bersama Henry ke rumah mereka, dengan membawa Ivanna bersamanya. Rey juga berpesan untuk tidak membicarakan atau menanyakan apapun pada gadis kecil itu mengenai orang tuanya. 


Pertengkaran tadi malam dengan Rey masih menyisakan kekesalan di hatinya, dan hari ini, dengan semua kekacauan yang terjadi, Rey masih juga tidak menunjukkan batang hidungnya, bahkan hanya menelepon dan mengatakan hal yang tidak masuk akal ini. Vio memperhatikan Ivanna yang tertidur pulas dipangkuannya dengan lembut. 


Ivanna adalah gadis kecil yang ceria dan sangat cerdas, tatapannya tajam, dan dia akan mengatakan apa saja yang ada  di dalam pikirannya.


“Vio, kita bisa pulang sekarang” Henry berdiri di hadapan Vio yang sedang tenggelam dalam pikirannya sambil mengusap rambut Ivanna dengan lembut.


Vio mendongak, dari cara Vio menatapnya, Henry yang sudah bersahabat dengannya sejak lama menangkap kemarahan dan rasa sedih yang terlihat nyata. “Vio, aku akan mengantar kalian pulang, Rey sudah menunggu di rumah”. Henry menjulurkan tangannya untuk mengangkat Ivannya yang tertidur ke dalam pelukannya.


Vio menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan-lahan, seakan-akan sedang melepaskan beban di dada yang membuatnya sesak seharian ini.


Ivanna tetap tidur sapanjang perjalanan mereka menuju rumah. Vio dan Henry tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Lima belas menit mereka tempuh dalam diam. Sesekali Vio mendengar gawai Henry berbunyi, namun Henry tidak bergeming, perhatiannya terpusat pada jalanan yang mereka lalui.


Setelah Henry memarkirkan mobilnya, Vio melihat Rey sedang memasukkan koper besar mereka ke dalam bagasi mobil yang terparkir di garasi. Vio hampir saja melompat turun begitu mobil benar-benar telah berhenti di halaman rumah.


“V!” Rey berlari menghampiri Vio tanpa menutup pintu bagasinya. Dia memeluk istrinya itu dengan erat. “Oh tuhan, kau tidak apa-apa?” tanyanya, tanpa melepaskan pelukannya. “Maafkan aku, aku benar-benar tolol”. Suara Rey bergetar karena menahan perasaannya.


“Rey, untuk apa koper-koper itu? Kau mau ke mana?” Vio melepaskan diri dari pelukan Rey. Dia Menatap matanya, mencari jawaban di sana.


“Orang tua Ivanna telah meninggal, hanya kita yang dia punya sekarang, dan dia tidak aman di sini, kita harus pergi secepatnya” Rey masing merangkul Vio dan menuntunnya ke dalam rumah. Vio membelalakkan matanya, namun tidak jadi mengatakan apa-apa karena mendengar suara Ivanna.


“Apa aku harus pindah lagi? Apa kalian akan mencarikan orang tua baru untukku?” Gadis kecil berumur enam tahun itu membuka pintu mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah dengan tenang. Dia melirik sekilas ketika melewati Vio dan Rey yang berdiri di depan pintu, menatapnya seakan-akan tak percaya pada apa yang baru saja mereka dengar.


0 comments:

Post a Comment

About Me