topbella

Wednesday, January 4, 2023

Mom, Temanku Bilang Dia G*Y (Bagian Kedua)

Penyuara telinga sudah menjadi sahabat baik saya. Saya memiliki beberapa ustaz dan ustazah favorit dengan gaya penyampaian serta tema kajian yang berbeda-beda, sesuai dengan keahlian dan bidang ilmu yang mereka miliki.  


Mendengarkan rekaman saja, terkadang tidak saya rasa cukup. Maka saya mulai mencari perkumpulan pengajian sesama pejuang diaspora. Walau terpisahkan oleh jarak, ternyata semangat sahabat-sahabat baru itu sangat menginspirasi saya. Begitulah fitrah manusia, keinginan untuk terus belajar dan menuntut ilmu, hanya dihentikan oleh kematian. Sedikit demi sedikit, pengajian daring  yang saya ikuti, mampu mengobati rasa rindu pada bagian belakang masjid di kampung halaman. 


Saya juga mulai mengikuti beberapa kelas daring dengan keperluan yang berbeda-beda. Kelas pengasuhan anak, kelas pengembangan diri, dan beberapa perkelasan lainnya. Menuntut ilmu secara daring telah saya lakukan beberapa tahun sebelum wabah covid terjadi, mungkin itu sebabnya, saya dan keluarga tidak begitu merasa kesulitan dengan metode belajar jarak jauh yang diterapkan pada saat pandemi melanda. 


Pernah saya merasa tidak adil terhadap anak-anak. Mereka hanya dapat merasakan keseruan belajar mengaji bersama di masjid hanya saat kami mengunjungi kerabatnya di Indonesia. Tapi perasaan itu segera saya tepis dengan rasa syukur yang tidak ada habisnya untuk semua karunia yang telah Allah berikan kepada kami. 


Kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan, latar belakang, bahkan agama yang berbeda, dapat hidup dan menapaki bumi Allah yang luas bukanlah milik semua orang. Namun demikian, pengalaman berharga ini  juga memiliki konsekuensi yang harus diterima dan dihadapi dengan hati yang ikhlas, pikiran yang jernih, dan do’a yang tak boleh putus. 


Salah satu tantangan yang perlahan mulai membuka mata, ketika saya menjemput anak-anak pulang sekolah. Dengan antusias mereka bercerita mengenai anak laki-laki yang baik hati, lemah lembut saat bermain, dan selalu memakai pakaian yang “menarik”, ya, itulah kata yang anak-anak saya gunakan. Anak laki-laki itu terkadang mengenakan rok pendek bermanik-manik di setiap sisinya, pernah juga dia ke sekolah dengan gaun berenda. Bahkan Anak perempuan saya pernah juga mengomentari kaos bergambar kuda poni berwarna-warni yang sama dengan miliknya.


0 comments:

Post a Comment

About Me