topbella

Sunday, January 15, 2023

Everglow (part 5)

 Now Days


“Aku baru saja selesai membaca tentangmu di basis data kampus” Rheinhart berusaha melemparkan senyuman termanis miliknya. Hari ini benar-benar melelahkan untuknya, dan akhirnya dia memahami mengapa Henry mengacuhkannya. “Pantas saja kau tidak mengenalku” tambahnya. Rhainhart menyibakkan rambut yang menutupi matanya, dan gerakan kecil yang tanpa disadarinya itu, memberikan efek yang tidak terduga pada Vio. 


Vio menghela nafas panjang, berharap itu bisa memperlambat laju jantungnya yang berdegup tak karuan. Sebuah perasaan yang aneh untuknya. Selain memiliki mata kucing yang indah, aromanya yang seperti stroberi, lelaki yang duduk di hadapannya ini pasti tidak tahu kalau Vio belum pernah dibopong selain oleh ayah dan kakaknya. Dia adalah gadis yang belum pernah berada sedekat itu dengan seorang pria. Vio menundukkan pandangannya dan memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Nafasnya sesak, entah mengapa, dia jadi ingin menangis.


“Kau tidak apa-apa?” Suara Rheinhart membuat Vio mendongak. Saat Rheinhart mengulurkan sapu tangan padanya, Vio menyadari kalau pipinya telah basah oleh air mata. 


“Aku akan kembali ke kamar, sampai jumpa Rey” Vio meraih dua kruk yang disandarkan pada meja di sebelah kirinya. Henry berdiri dan berjalan di samping Vio yang terpincang-pincang dengan bantuan kruknya. Sementara itu Rheinhart mematung, tangannya masih menjulurkan sapu tangan yang diabaikan oleh satu-satunya orang  yang memanggilnya “Rey”. Sudah lama sekali dia tidak mendengarnya, apakah Vio telah mengingatnya?.


“Aku tahu sepertinya hari ini terlalu banyak hal yang terjadi” 

“Henry, sebenarnya ada apa? Siapa Rey?” 

“Aku hanya tahu kalau kita seharusnya saling mengenal, di dunia yang lain, kau tahu, seperti film Marvel?” 

Vio menghentikan langkahnya, “Kau ingin aku percaya hal itu nyata?” Vio mengatakan ini dengan menggertakkan giginya.

“Apa menurutmu Rhein tidak nyata? Dia ada di sana!” Henry membalasnya dengan merentangkan tangannya mengarahkan telunjuknya ke arah lorong di belakang mereka.. 


Vio mengikuti arah yang ditunjuk oleh Henry, dan dia melihatnya di sana, di ujung koridor yang baru saja mereka lalui. Rey sedang berdiri mematung, menatapnya dari kejauhan, dikerubuti oleh beberapa orang perempuan.


“Oh! Setidaknya aku tahu kalau dia adalah tipe yang mudah bergaul”. Vio mendengus, dia berbalik dan kembali berjalan ke kamarnya dengan kesal.  


Henry mengernyitkan dahinya, dia mengalihkan pandangannya pada Vio, lalu pada Rheinhart yang sedang terlihat kewalahan meladeni gadis-gadis yang mengerubutinya. Henry menghela nafas panjang. Melihat Vio yang baru saja membanting pintu kamarnya, Henry memutuskan untuk menghampiri Rheinhart dan berkata “Rhein, kau harus mentraktirku sarapan, aku ada kelas pukul 10, kita harus bergegas” sambil melewatinya begitu saja.


Rheinhart melihat itu sebagai kesempatan untuk melarikan diri. Dia bergegas mengikuti Henry dan melingkarkan tangannya di bahunya. “Terima kasih” bisiknya.









0 comments:

Post a Comment

About Me