topbella

Tuesday, November 20, 2018

Ibu Pemalas


Dulu, saat harus lembur sampai pagi di kantor, karena besok akan ada pemeriksaan laporan keuangan dari BPK, semangat membara dan jiwa bergelora. Jantung yang berdebar-debar karena adrenalin mengalir deras, benar-benar saat yang membahagiakan.
Semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, diantara rapat-rapat yang harus dihadiri, juga berbagai penyuluhan yang harus diberikan kepada masyarakat pedalaman yang terisolir, belum lagi harus melakukan perjalanan dinas keluar daerah yang memakan waktu beberapa hari, terkadang, sarapan di kota A, lalu makan siang di kota B, dilanjutkan ke kota C, adalah petualangan yang sangat mengasyikkan. Deadline pekerjaan adalah tantangan yang justru anehnya terasa sangat menyenangkan!.
Setelah menikah dan mempunyai anak, suami ditugaskan ke Brunei Darussalam. Kami tinggal di daerah Kuala belait, kota kecil yang damai. Kegiatan rapat-rapat digantikan dengan menghadiri pengajian, arisan, latihan memasak, kursus menjahit, latihan menyulam, bermain dengan anak-anak di rumah atau di taman, juga mengantar jemput mereka ke sekolah, super sibuk setiap harinya! Rasanya sangat hebat!.
Sekarang, Saudi? Ah! Remoratorium! Mbak asisten kesayangan tidak bisa didatangkan. Tenaga kerja dari Indonesia tersedia hanya secara illegal. Mereka didatangkan degan visa umroh, lalu dijemput oleh agen penyalur, kemudian diserahkan ke keluarga yang membutuhkan. Tapi gajinya mencapai 3000 Real! (kurang lebih 10 juta rupiah!) per bulan, MasyaaAllooh. Akhirnya, menghadapi kenyataan, bahwa bagi seorang ibu, mengajar matematika saat sedang memasak sayur, menggoreng ikan, dan menyiapkan sambal adalah hal yang tidak dapat dihindari. Atau saat harus menyikat kamar mandi dengan tergesa-gesa, karena memikirkan setrikaan yang menggunung.
          Aku suka memasak, tapi, mencuci perkakas kotor setelah memasak? Adalah hal yang sangat tidak ku sukai! Dan ternyata, merapikan semua kertas, karton, lem, dan alat mewarnai setelah selesai membuat suatu projek dengan anak-anak itu terasa sangat menyebalkan!. Bahkan mengganti seprai, bantal dan guling itu ternyata jauh lebih melelahkan dibandingkan rapat seharian! Aaaaaah….
          Aku rindu berjalan-jalan santai di pasar dengan anak-anak, melihat berbagai jenis ikan, udang, kepiting, melihat bermacam-macam sayuran, buah-buahan, atau hanya bermain di taman sambil menunggu asisten membeli semua keperluan dapur sesuai yang tertulis di catatan. Rindu makan tanpa harus repot menyiapkan dan membereskan meja makan setelahnya.  Hhhhh…. Masa lalu!. Sekarang baru merasakan betapa repotnya saat belanja bulanan.  Gugup sampai catatan belanjaan pun ketinggalan. Huft!
          Vakum di kelas hapalan Al-Qur’an, juga keluar dari kelas belajar Bahasa Arab yang sudah diikuti bahkan jauh sebelum tahu akan pindah ke arab, rumah yang (hampir selalu) berantakan membuat mood semakin buruk, tampang kucel, kusam, jarang mandi, rambut acak-acakan, Ya Allooh…..
Hah! Sudah satu tahun, berhenti menggerutu! ini tantangan baru! Ada anak-anak yang luar biasa hebat yang sedang menunggu kebangkitan mu! Kalahkan rasa malas itu! Ini jauh lebih menantang dibandingkan menghadapi pemeriksaan pengelolaan anggaran! Tidak ada pilihan lain! Hadapi! Bangkitlah wahai diriku, bukankah kita sedang membangun peradaban?! Pergi ke salon dan mempercantik diri, aroma tubuh yang wangi bisa memberi energi tersendiri.
Sebagai ibu, pengabdian kepada negara bukan lagi dengan rapat-rapat dan penyuluhan, tapi dengan mendidik anak-anak dengan baik, mereka adalah calon pemimpin negara. Ukuran kebahagiaan pun harus berubah, saat anak-anak sehat, sholeh, hapalan Al-Qurán terus bertambah, berprestasi di sekolah, bisa memasak 3 menu dengan dapur yang tetap mengkilap setelahnya, rumah yang rapi dan asri, rambut tertata rapi, sudah mandi sehingga aroma tubuh wangi, aaahh…. Cukup itus saja, dan aku sudah merasa sebagai wanita paling cerdas sedunia! Hahahahahhaa....






3 comments:

Umee said...

I feel you kakak...aku pun begitu 😅

Alfa Kurnia - pojokmungil.com said...

Semangat, Mbak Viftaaa 😍

Divinofta said...

Waahh... senangnya... ada yang faham kemalasanku...hahhahhahaha...

Post a Comment

About Me