topbella

Tuesday, July 27, 2021

Pesta Pernikahan yang Menegangkan!

 

Suatu hari, kami diundang ke acara pernikahan adik salah seorang sahabat suami bernama Ali. Saya sangat bersemangat karena ini adalah pertama kalinya kami menghadiri suatu acara resmi yang diadakan oleh orang lokal selama tiga tahun kami tinggal di Saudi. 


Saya memakai gaun hitam terbaik yang saya punyai. Anak-anak dan suami memakai setelan batik yang bersahaja. Amplop telah kami siapkan lengkap dengan isinya. Sehabis shalat magrib kami berangkat dengan penuh suka cita menuju ke tempat acara. 


Mengandalkan peta yang ditunjukkan oleh gawai pintar suami, kami menyusuri kebun-kebun kurma yang gelap gulita. Rupanya, acara tidak diadakan dirumah salah satu mempelai, atau di ballroom hotel berbintang, tapi di sini, tempat menyelenggarakan pesta berada di suatu tempat yang jauh dari keramaian kota.


Seorang penjaga digerbang utama mengarahkan suami untuk menurunkan saya di gedung yang jaraknya kurang lebih 500 km jauhnya. Melihat kami kebingungan, dia menjelaskan kalau pengantin laki-laki dan perempuan memang berada di gedung berbeda.


Saya dan Isti memasuki pintu yang disebut sebagai gedung pengantin wanita dengan ragu-ragu, di balik pintu masuk hanya ada lorong remang-remang, sama sekali tidak tampak adanya pesta. Saya terus berjalan maju dan menemukan 3 org penjaga perempuan berpakain serba hitam. 


Saya ingin bertanya dan memastikan apakah saya berada di tempat yang seharusnya, namun belum sempat saya membuka mulut, salah seorang dari mereka menjulurkan tangan, mengambil tas yang saya bawa, dan mulai menggeledahnya. Satu orang lagi menghampiri saya, meminta saya merentangkan kedua tangan dan mulai memeriksa seluruh badan saya. Persis seperti petugas di bandara. Apa yang sebenarnya sedang terjadi, pikir saya.


Saya melihat penjaga itu mengambil telepon genggam saya. Menyimpannya dalam kotak, kemudian dia menyerahkan nomor kertas yang saya duga adalah nomor untuk mengambil kembali gawai saya nantinya.

“Speak Arabic?” Tanyanya.

“No.”

“Kamera?!” Tanya salah satu penjaga lainnya dengan suara keras. 

“No” Jawab saya lagi.


Pesta pernikahan tanpa kamera, wow!


“No Children” Kata penjaga sambil menunjuk Isti disamping saya dengan tidak yakin.

“What? Why?!” Tanya saya berulang-ulang ketika penjaga itu mulai berbahasa arab dan sepertinya mengatakan Isti tidak boleh masuk. Saya menoleh kesana kemari dengan putus asa. Antrian dibelakang saya semakin mengular, dan perdebatan kami sepertinya tidak akan menemukan titik temu.


Salah seorang penjaga menelepon seseorang, dan beberapa saat kemudian, seorang wanita bergaun mewah dengan bahu terbuka menghapiri kami. 


“Siapa yang mengundangmu?” Wanita itu memandangi saya dengan teliti.

Saya mengerjapkan mata beberapa kali. Masih terkagum-kagum dengan roknya yang menjuntai sampai satu meter jauhnya. 

“Mmhh... Ali?” Jawab saya cepat dan meyakinkan sambil berusaha mengingat-ingat nama lengkapnya, lalu segera menyadari kesalahan begitu dia mengernyitkan dahi dan memicingkan matanya. 😏

“Ya.. tentu saja, lebih dari separuh laki-laki di keluarga kami bernama Ali” Dengusnya.


Saya menghela nafas panjang, hampir menyerah, ketika tiba-tiba seorang wanita sangat cantik, dengan mini dress berwarna merah muda, rambut ikal tergerai sampai ke pinggangnya memanggil nama saya.


“Vifta!! Hai.. Terima kasih sudah datang” Serunya. Fatimah, istri Ali, seorang dokter, dia pernah kami undang makan malam di rumah, dan kami juga pernah mengunjungi mereka di kediamannya. Kami berciuman pipi kanan tiga kali dan pipi kiri satu kali.


Saya mengatakan bahwa saya hampir tidak mengenalinya dan memuji betapa cantiknya dia malam itu, setelah kami sampai ditempat duduk tepat di depan pelaminan. Saya kehilangan kata-kata untuk menggambarkan betapa indahnya dekorasi ruangan itu, masyaaAllooh...


Rupanya petualangan malam itu baru saja dimulai. Saya memandang ke seluruh penjuru ruangan. Semua tamu wanita memakai gaun gemerlapan, rambut ditata di salon ternama. Semua memakai gaun pesta! Saya merasa sedang berada di suatu malam penghargaan Oscar atau semacamnya. Bahkan, hanya gaun Syahrini saat berada dipanggung yang dapat menandinginya. Saya jadi salah kostum karena tidak membuka apa-apa.


Pantas saja, saya perhatikan, semua tamu perempuan membawa tas yang besar, saya pikir awalnya mereka membawa kado, ternyata, tas itu untuk nyimpan cadar dan abaya hitam yang mereka kenakan di perjalanan, dan akan langsung di buka setelah duduk di dalam ruangan acara. 


😳

Lalu tiba-tiba, ada suara menggema, pengumuman (bahasa arab), saya terkesima dengan kesigapan para tamu wanita ini dalam memakai abaya dan cadarnya. Dua orang laki-laki memasuki ruangan, menggotong enam kotak besar, diatas tiang besi. Kotak itu ada resletingnya, pengait dibuka, penutup dilipat, tadaaa… Alat musik dan pengeras suara?! Wow!


Kalau di Indonesia, sound sistem ini dipasang paling lambat sehari sebelum acara, saya melirik jam tangan, pukul sembilan malam. Kapan pernikahan ini akan dimulai? Setelah dua laki-laki tadi menyelesaikan pekerjaanya, mereka bergegas keluar dengan tetap menundukkan kepala.


Setelah itu ada pengumuman lagi (bahasa arab tentunya), dan para wanita membuka abaya dan cadarnya kembali. Tak lama Kemudian, masuklah seorang perempuan berpakaian hitam, dia berjalan cepat dan naik ke atas panggung. Tangan kanannya menyeret koper besar berwarna kuning.


Dia mengambil posisi di pinggir kiri panggung, dengan sigap melepaskan abaya dan cadarnya, memasukkan ke dalam tas besar yang tadi di tenteng di bahu kirinya, lalu dia membuka koper kuningnya, mengeluarkan ipad, satu buah buku daftar lagu, kemudian menyusunnya di tripod yg disediakan, lalu menyambungkan semuanya pada kotak-kotak pengeras suara yang dibawa oleh dua orang laki-laki sebelumnya, 


“Yyaaallaala!!!” Teriaknya nyaring. Dimulailah musik super keras dan lagu2 berbahasa arab dia dendangkan dengan penuh penghayatan, bergema diseluruh ruangan. Sampai pukul setengah dua belas malam, silih berganti tamu undangan menari ke atas panggung dihadapan pengantin wanita yang telah hadir dan duduk di pelaminannya seorang diri. 


Pihak keluarga melemparkan permen, juga cokelat, bahkan, ada yang melemparkan dedaunan. Daun hijau kecil ini, dikumpulkan oleh tamu undangan dengan berebutan, kemudian mereka masukkannya ke dalam tas. Isti ikut memunguti beberapa daun di sekitar meja kami, lalu memberikannya kepada saya, ragu-ragu, saya mencium aroma daun yang bentuknya sangat familiar ini, apakah benar? Daun kemangi! Yap!


Tiga puluh menit kemudian, setelah memakan dua potong kue manis di atas meja dihadapan saya, saya memutuskan untuk keluar dari ruangan, menukarkan nomor kertas dengan telepon genggam saya, (ada enam panggilan tidak terjawab dari suami), ternyata mereka sudah menunggu di mobil sejak setengah jam yang lalu.

Diperjalanan pulang, kami terkejut karena lampu penunjuk bensin sudah menyala, Alhamdulillah, ada pom bensin di tikungan ketiga. Setelah selesai mengisi bensin, mobil kami tidak  mau nyala, akinya habis. Pukul dua belas malam. Kemungkinan besar bengkel telah tutup, dan kami berada di daerah entah berantah, Lengkaplah sudah!


Akhirnya suami memutuskan untuk menelepon Ali, kurang lebih 20 menit kemudian, Ali datang dengan mobilnya yang berhiaskan beberapa bunga-bunga pengantin.


Aki di Jumper, mobil menyala, dan dia memberiku satu kuntum bunga mawar merah sebagai permintaan maaf, dia mengatakan kalau makanan di tempat wanita baru di hidangkan 30 menit yg lalu. 😁 Berbeda dengan di tempat para lelaki. Mereka puas dihidangkan dua paha kambing untuk satu meja! Pernikahan dengan undangan kurang lebih 300 orang, memotong 50 ekor kambing! 


Sampai rumah jam 1 malam, anak2 sdh tidur, saya membuat indomie dengan tiga buah bakso daging, satu telur, dan empat sendok sambal goreng tahu-tempe, lets eat!



2 comments:

fiftarina said...

Mbak Vifta, ini ceritanya seruu bangett! Aku juga pernah diundang ladies party gitu, sama bengongnya karena kebanyakan datang dengan abaya-cadar hitam-hitam, begitu dibuka pada pakai gaun yang indah dengan make up lengkap.

ananda.maharani said...

Masyaallah Tabarakallah, Mbak Vifta, kisahnya seru banget! Pengalaman yang berharga.

Post a Comment

About Me