Ketika mendapatkan tugas untuk membaca buku di sekolah, saya memilih untuk membaca Busy! Busy! Busy! Karya Jonathan Shopton. Buku ini memberi gambaran kepada anak-anak betapa sibuknya seorang ibu, pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya, juga terkadang harus menghadapi perasaan kesepian yang melanda.
Murid-murid mendengarkan kisah ini dengan seksama, dan beragam pertanyaan serta tanggapan mereka berikan ketika Telah dipersilahkan.
Salah satu pertanyaan yang sangat berkesan adalah,
“Kenapa seorang ibu harus mengerjakan semuanya, kenapa dia tidak bermain saja dengan anak-anaknya, aku harap semua ibu di dunia memiliki asisten yang dapat menggantikannya bekerja, sehingga tugas ibu hanya membersamai anaknya saja”. Malik, anak berambut keriting dari Sudan itu bertanya dengan semangat, dia mendapatkan dukungan dari teman-temannya.
Aaah...
Manis sekali.π
”Semua ibu, saya rasa, juga menginginkan hal yang sama dengan mu, nak. Tapi, coba pikirkan, asisten yang membantu itu, juga seorang ibu, dan dia terkadang harus meninggalkan anaknya, untuk bekerja, bagaimana?.” Jawab saya sambil tersenyum.
Anak-anak saling menatap satu sama lain, dan diskusi yang sangat menyenangkan pun dimulai.
πππππππππππππππππ
Memiliki tiga orang anak, dengan jarak usia masing-masing dua tahun, sangat menantang untuk saya. Mulai dari menyusui, menyapih, mengenal jenis-jenis rasa makanan, melatih motorik halus dan kasar, belajar angka, huruf, berhitung, membaca, menghafal, menajamkan empati dan simpati, mengasah kemandirian, semuanya sangat saya nikmati, dengan senang hati.π₯°
Saat pergi ke pasar, saya memilih untuk mengenalkan berbagai jenis ikan, udang, sayur mayur yang beraneka ragam, atau hanya bermain di taman sambil menunggu asisten selesai berbelanja mingguan.
Setiap harinya, saya hanya fokus “bermain” dengan anak-anak, memberi instruksi ke dapur ini dan itu, lalu kembali ke “playground” kami.
Bahagia!!
πππππππππππππππππ
Kami melanjutkan petualangan, di negeri ini, moratorium diberlakukan, mulailah tantangan baru bermunculan. Rumah berantakan dan anak-anak mengalami kendala untuk beradaptasi di sekolah baru, saya sampaikan ke pada guru mereka, apabila ada yang anak saya tidak pahami, silahkan menuliskannya di buku penghubung, agar saya dapat belajar bersama mereka di rumah, walau setiap kali selesai memasak, entah kapan akan merapikan dapur dan mencuci wajan serta piringnya. π
πΌπΈπΌπΈπΌπΈπΌπΈπΌπΈπΌπΈπΌπΈπΌπΈπΌ
Ahamdulillaahi bini’matihi tatimussoolohat,
Saat anak-anak sangat berbahagia di sekolah, dan saya hanya perlu fokus pada tantangan domestik, dalam waktu tiga bulan ini, mulai
berhasil konsisten memasak 30 menitan, target merapikan dapur dan menjaga westafel selalu bersih sudah tercapai,
Lalu,
Corona, dan anak-anak harus “distance learning”,
Aahh,
Mengingatkan saya, betapa bahagianya membersamai mereka, belajar bersama mereka, lalu kabar mengenai agen pembantu yang sangat terpercaya itu, aaaagghhh....
Apakah saya akan menerima tantangan baru ini? Menerima dan bersedia menghadapinya dengan berani? Meningkatkan kualitas diri? Vf?
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#ibuprofesional
0 comments:
Post a Comment