Saat kelas 5 di sekolah dasar, sekolah kami banyak mendapatkan kiriman buku-buku untuk perpustakaan sekolah. Guru-guru mulai mengkoordinir kami untuk membersihkan gudang yang berisi bangku dan meja-meja usang yang tidak terpakai, mengecat dinding-dindingnya, kemudian menyusun buku-buku itu ke dalam rak-rak yang baru selesai dibuat oleh bapak penjaga sekolah (beliau merangkap Petugas kebersihan sekolah, dan ternyata juga seorang pengrajin kayu, MasyaaAllooh tabarokalloohu).
Sejak saat itu, saya mulai menghabiskan lebih banyak waktu di perpustakaan. Dari sudut perpustakaan mungil itulah, saya mulai membangun mimpi-mimpi. Saya ingin berjalan di bawah pepohonan yang daunnya berguguran seperti di dalam buku yang saya baca saat itu, Saya ingin menapakkan kaki di salju yang dingin, dengan jaket yang tebal, dan bercakap-cakap seru dengan teman dalam bahasa inggris sepanjang perjalanan ke sekolah 🙈. Ah! Saya bahagia sekali, saat film-film di TV mulai diputar dalam bahasa asalnya/atau bahasa inggris, dan diberi text untuk dibaca. Maka saya mulai menonton tv dengan sebuah pulpen dan buku.
“You are my syadow!” Kata Anil Kapoor kepada musuh bebuyutannya. Saya mencatat dengan cepat apa yang baru saja dikatakannya, membuat tanda sama dengan (=) lalu menuliskan apa yang tertulis di layar sebagai arti dari apa yang baru saja diucapkannya dengan nada penuh kemarahan itu. Besoknya, saya akan mencocokkan catatan saya itu di kamus yang ada di perpustakaan. Hoo.. ternyata Syadow yang artinya bayangan itu begini cara menuliskannya yang benar “shadow”. Lama kelamaan, saya menemukan pola kalimat, kosa kata saya bertambah, juga cara pengucapan yang lebih sesuai dengan yang saya dengar dari tv 😁.
Saya mencoba cara ini juga untuk bahasa Jepang dan bahasa Mandarin (tapi sudah banyak lupa sekarang karena tidak pernah dipraktekkan), bahasa Arab (Not working😢, bahasa tersulit yang pernah ada!) hahaha.. atau, mungkin karena belajarnya kurang fokus, kan sambil momong anak, tidak seperti dulu lagi🥰.
Ketika sudah bekerja, waktu istirahat 1 jam itu, saya gunakan untuk segera meminjam motor sahabat tercinta, melaju ke masjid di depan rumah, dan mengaji dengan ustadzah baru yang sangat pandai dalam menyampaikan ilmunya, ayat demi ayat, sebaris demi sebaris hadist, baliau dengan sabar menjelaskan semuanya, MasyaAllooh, tabarokalloohu.
🌷🌸💐
“Setelah melahirkan jangan tidur siang, nanti darah putih naik ke kepala, jangan ini, jangan itu, nanti begini dan begitu”😳
“Matikan AC-nya! Tuh, jadi bersin-bersin kan bayinya”😢.
“Ini nyedot lendirnya kurang bersih, makanya grok-grok nafas bayinya, cekokin air parutan pare biar muntah”😞.
“Benjolan ini berisi angin, pijat terus sampai hilang, supaya bayi tidak rewel”🤭.
Lelah, mengantuk, sedih, kesepian, belum lagi perasan marah dan kecewa, kenapa tidak mempelajari mengenai hal ini sebelumnya, baby blues?😅.
“Belikan saya Handphone **”. Kata saya pada suami yang baru pulang kerja.
“Alhamdulillaah, ini adalah permintaan pertamamu selama kita menikah” jawabnya😍.
Saya butuh layar yang lebih lebar, banyak kelas yang harus saya ikuti. Posisi menyusui yang benar, penyakit-penyakit yang sering menyerang bayi dan anak-anak, apa itu demam, batuk-pilek, muntah dan diare serta penanganannya di rumah, apa saja tanda kegawat daruratan yang mengharuskan segera ke RS, penanganan luka, memar, semua harus sudah hapal di luar kepala. Room For Children namanya, grup yang didirikan oleh para dokter spesialis anak terkemuka di Indonesia, MasyaaAllooh, Tabarokalloohu. Semoga Allooh melimpahkan kebaikan yang banyak kepada mereka semua. Aamiin.
Saya juga “belanja dokter” di beberapa RS di sekitar tempat tinggal kami. Berkonsultasi, dan memperkenalkan diri, sampai akhirnya bertemu dengan dokter anak yang sangat baik hati dan “royal ilmu”, dokter ini akan mengatakan “ada lagi yang ingin ditanyakan?” bahkan saat kami sudah berpamitan dan mengucapkan terima kasih. Selama 9th ini, saya mengunjungi beliau hanya 2 kali, dan betapa terpesonanya saya dengan kebaikan hati beliau, saat kami menjenguk anak sahabat kami yang menjadi pasien beliau, beliau menyapa saya terlebih dahulu “Ibunya Hazim! Sudah kembali tinggal di indonesia sekarang?“. MasyaaAllooh🌸🌷💐.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلً
Do’a saya setiap harinya, tiada hentinya.
Bismillaah...
#janganlupabahagia
#jurnalminggu3
#materi3
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
0 comments:
Post a Comment