Biasanya, suami tidak mengijinkan kami untuk mudik ke Indonesia dan meninggalkan beliau sendirian selama bulan Ramadhan. Tapi summer kali ini berbeda. Sudah dua minggu ini, kami merencanakan liburan dengan perasaan gundah.
Tiga bulan sebelumnya, saat aku berpamitan kembali ke Saudi, ibu memelukku dengan erat.
“do’akan ibu ya mbak, do’akan agar ibu kuat dan sabar”. Isak beliau lirih ditepi sungai yang airnya meninggi dan melihat arusnya yang semakin deras, sebentar lagi banjir, batinku.
“Pulanglah Mie, Baba gak papa kok, ada Max disini” Kata suami suatu malam, setelah menerima telepon dari ibu, memberi tahu bahwa ayah tiba-tiba meminta pindah ke Malang. Setelah serangan stroke pertama 6 tahun lalu, kemudian serangan stroke ke 2 pada tiga bulan lalu, kesehatan Ayah terus menurun.
“Ini kesempatan mu memperbaiki semuanya, and they need you, expecially now”. Sambung suami, sambil mengelus Max yang bergelut manja dipangkuan beliau. Kucing berjenis Maincoon itu menatap tajam kearahku.
Sepertinya, Max merupakan bagian dari mozaik yang Allooh siapkan kali ini. Seminggu yang lalu, kami baru mengadopsinya, dan sampai sekarang masih dibuat takjub dengan betapa pintar dan terlatihnya dia.
Aku menghela nafas panjang, ragu, bisakan aku melakukannya? Kenangan selama delapan tahun ini membayang, membuat mataku berkabut.
“Bismillaah Mie, kamu bisa, ini kesempatanmu. Kuberi waktu dua bulan setengah, used it wisely!”. Kata suami meyakinkan. Aku tahu apa yang beliau katakan itu benar, sejak pernikahan kami, delapan tahun lalu, ibuku tidak pernah lagi menatapku, ayahku bahkan tidak pernah lagi bicara padaku. Jadi, ya, ini kesempatan besar. Bismillaah.
Hanya ada waktu kurang dari dua minggu, untuk mengatur jadwal, membeli tiket, packing, menyelesaikan tugas-tugas sekolah, berbelanja keperluan berbuka dan sahur suami selama ditinggal, dan, tentu saja, “Ayah minta pindah ke Malang”. Apa yang harus dilakukan, tentu tidak semua orang mendukung hal ini.
Yeup! Satu minggu lagi, handphone seperti “dijahit” ditelapak tangan, karena si bungsu lulus SD, harus koordinasi dengan pihak sekolah karena ijazahnya belum bisa diambil, adik nomor enam lulus SMU, harus persiapan melanjutkan kuliah, meminta bantuan sahabat di Bontang untuk menguruskan surat pengantar dokter untuk ayah, sekaligus membeli tiket pesawat Bontang-Balikpapan-Surabaya.
Lebih dari semua itu, yang terberat adalah meyakinkan ibu bahwa semua ini adalah pilihan terbaik. Sejak menikah dengan ayah, saat itu beliau baru berusia delapan belas tahun, beliau hijrah ke Bontang, semua hal yang beliau tahu, hidup yang beliau kenal, adalah tentang Bontang. Aku faham, ini sangat mendadak. Tapi kami tetap harus menjalaninya.
Alhamdulillaah 'ala Kullihal, penerbangan kurang lebih sembilan jam dari Riyadh - Jakarta, dilanjutkan dengan penerbangan selama kurang lebih satu setengah jam dari Jakarta - Surabaya, kemudian perjalanan darat selama kurang lebih dua jam dari Surabaya - malang, dengan tiga anak di bawah 8 tahun, yang sedang demam tinggi, Subhanallooh... What an adventure!. Hazim, Hisyam, dan Isti, kalian anak-anak hebat!.
Alhamdulillaah 'ala Kullihal, penerbangan kurang lebih sembilan jam dari Riyadh - Jakarta, dilanjutkan dengan penerbangan selama kurang lebih satu setengah jam dari Jakarta - Surabaya, kemudian perjalanan darat selama kurang lebih dua jam dari Surabaya - malang, dengan tiga anak di bawah 8 tahun, yang sedang demam tinggi, Subhanallooh... What an adventure!. Hazim, Hisyam, dan Isti, kalian anak-anak hebat!.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Malang adalah kota yang indah, cuacanya sejuk dan nyaman, jalan-jalannya kecil, tapi rapi dan teratur. Sarana transportasi juga banyak, memberi kemudahan bagi siapa saja untuk menjelajahi tempat yang diinginkan, walaupun tidak memiliki kendaraan pribadi. Buat kami, dibandingkan dengan kota-kota lain yang pernah kami datangi, Malang adalah tempat menghabiskan liburan yang paling tepat.
Malang dekat dengan gunung yang memiliki pemandangan sangat menakjubkan, pantai dengan deburan ombak yang menggetarkan hati, air terjun di dalam hutan yang gagah menawan, sawah-sawah membentang memberikan ketentraman, juga banyak pilihan tempat yang memikat hati anak-anak.
Kami menyewa mobil lengkap dengan supir hanya untuk ke Taman Safari, selebihnya, kami memilih grab untuk ke manapun, dan kapanpun, litterally; pagi hari, untuk sampai di Jatim Park 2 saat baru dibuka, dan untuk pulang saat Sudah tutup. Begitu juga saat ke Jatim Park 3, ke Taman Predator, atau, bahkan untuk pulang dan pergi ke Rumah Sakit setiap hari, bahkan saat tengah malam atau dini hari.
Alhamdulillaah ya Allooh, untuk anak-anak luar biasa yang Engkau anugerahkan. Bukan hanya saat menjelajah Eco Park degan hati riang gembira, tapi juga saat harus diam di rumah dengan Mbah Uti karena Aku harus ke Rumah Sakit setiap harinya, atau saat Mbah Kungnya di rawat di Rumah Sakit, karena itu artinya kami harus menghabiskan waktu seharian di ruang perawatan, lorong atau taman Rumah Sakit dengan berbekal kertas, gunting, lem, alat mewarnai dan berbagai macam makanan ringan.
Dua bulan setengah hampir berakhir, ketika dua hari sebelum kepulangan kami ke Saudi, Ayah ku menghembuskan nafas terakhirnya, ibuku yang “mentalqin” dan menutup mata beliau dengan lembut.
0 comments:
Post a Comment