Kebijakan perusahaan untuk selalu merotasi karyawannya, rata-rata maksimum berada di satu negara adalah 5 tahun. Hidup berpindah-pindah, bukan hanya antar kota, namun antar negara. Dengan budaya dan Bahasa yang benar-benar berbeda, tentu bukanlah hal yang mudah untuk dijalani.
Para istri dan anak-anak karyawan perusahaan sudah harus siap dengan “ketidak-mapanan” ini. Adaptasi dengan lingkungan, cuaca, orang-orang yang ditemui, sekolah, system pendidikan, teman-teman baru, semua harus dilakukan dengan Bahagia.
Perusahaan membentuk organisai/perkumpulan ibu-ibu untuk membantu mereka melewati masa-masa adaptasi yang tidak mudah ini. Biasanya, setiap akan berpindah ke negara yang baru, informasi tentang kepindahan ini telah diterima oleh pengurus SSA di negara tujuan.
Para pengurus SSA yang terdiri dari para ibu yang telah lebih dulu berada di negara tujuan ini telah siap menyambut anggota baru yang akan bergabung. Walaupun, misalnya, jumlah mereka hanya lima orang, perkumpulan ibu-ibu ini bertujuan memastikan bahwa anggota baru tidak merasa sedang berjuang sendirian di negara yang benar-benar asing.
Mereka mengadakan pertemuan secara berkala, untuk sekedar minum kopi dan saling menceritakan perasaan mereka, atau sekedar berjalan-jalan santai di taman dan mengunjungi musium, sampai mengadakan pelatihan memasak dengan chef ternama, pelatihan menjahit, melukis, juga pelatihan pertolongan pertama pada kecelakan.
Latar belakang negara yang berbeda-beda tidak menghalangi perasaan senasib dan sepenanggungan yang mereka rasakan. Perasaan kesepian, suami yang terlalu sibuk, jauh dari keluarga, justru merekatkan hubungan mereka. Tidak penting Bahasa yang digunakan, karena hanya para ibu yang bisa saling mendengarkan dan memahami.
#materi3
#empati
#charity
#filantropi
#sustainability
#habituasisejutacinta
#SejutaCinta
#IbuProfesional
0 comments:
Post a Comment