Pengikat Makna

Hari ini cuaca sangat indah, langit begitu cerah, 19 ‘C Dengan semilir angin, sejuk dan menyenangkan.

Setelah mengantarkan si bungsu ke dalam kelas, saya mampir sebentar ke perpustakaan sekolah untuk memperpanjang masa pinjaman, saya belum selesai juga membaca buku yang saya pinjam dua minggu lalu, belum juga sampai di tengah cerita 😅.

Saat akan keluar melalui gerbang depan sekolah, saya melihat sahabat saya dari Venezuela sedang berjalan pelan sambil menggandeng ibunya, saya membukakan pintu dan menunggu mereka mendekat. 

“Ola Woman...” sapa Roxy dengan ceria. Saya menahan pintu agar tetap terbuka untuk mereka, kemudia kami duduk di sofa di depan perpustakaan. 

Roxy baru sampai dari winter vacation tiga hari lalu, dan ibunya lantas ikut datang untuk berkunjung. Cuaca memang sedang sangat bersahabat, namun melihat keadaan ibunya, saya bertanya pada Roxy apa yang terjadi pada mobilnya, apakah masih berada di bengkel, kenapa dia berjalan kaki, kenapa mobilnya lama sekali di bengkel, dan banyak pertanyaan lainnya. 

Saya memberikan kunci mobil saya pada Roxy, dan memberi isyarat pada ibunya, kalau saya masih muda dan kuat berjalan kaki kemana saja. Jadi jangan menolak, Ibunya Roxy tertawa melihat tingkah saya, beliau tidak bisa berbahasa inggris, sehingga saya berbicara dan memperagakan apa yang saya katakan dengan sangat berlebihan.

Sebelum berpamitan, Roxy dan ibunya memeluk saya dengan erat. Saya berjanji untuk menemaninya ke bengkel sore nanti.

“Gracias.. my friend...” Kata Roxy sambil menuntun ibunya. Dia masih menoleh dan memberi saya kecupan dari jauh. Saya juga melihat ibunya ikut menoleh tersenyum dan meletakkan tangan di dadanya.

Saya hampir menangis.

💐🌸🌷💐🌸💐🌷💐🌸💐🌷💐💐🌸💐🌷🌸

Dapatkah kita mengetahui, dengan pasti, kapan kita telah berbuat kebaikan terhadap orang lain?

Saat orang yang menerima kebaikan (menurut kita) merasa bahagia, apakah itu artinya kita sudah berbuat sesuatu yang benar? 

Bagaimana jika sebaliknya? 

#materi1

#empati

#habituasisejutacinta

#ibuprofesional