Saat kami sedang khusuk mendengarkan cerita perang Uhud dari ustadz yang menemani kami berkeliling Madinah, tiba-tiba Abang Hazim mendekati saya dan berbisik,
"Umie, punya uang kah? Abang mau ngasih uang ke bapak tua di ujung itu, kasihan dia"
Saya melihat seorang bapak tua yang sedang meminta-minta kepada para turis yang lewat.
MasyaaAllooh... Abang Hazim...
💖💖💖💖💖💖
"Umie, tadi abang dikasih uang sama guru abang, karena abang berbuat baik, mau mendengar, dan selalu berusaha melakukan tugas dengan baik"
"Waahh... hebaaat" puji saya.
"Teman abang makanannya jatuh, jadi abang kasih uang abang, supaya dia bisa beli makanan di kantin".
"Sia bisa bahasa arab?" Tanya saya heran.
"Teman abang itu bisa banyak bahasa, bisa bahasa Arab, bahasa inggris juga" jawab abang Hazim.
"Waahh... MasyaaAllooh..."
💖💖💖💖💖💖
Sampai saat ini, kami belum memutuskan untuk memberi imbalan uang untuk anak-anak.
Saya masih ingat, Ramadhan lalu, anak-anak begitu bersemangat puasa. Lalu setelah satu minggu menjalankan puasa dengan hati riang dan mengharap pahala dari Allooh, suami yang "over excited" melihat anak-anaknya begitu bersemangat mengatakan;
"Nanti baba kasih hadiah bagi yang berpuasa dengan baik dan benar"
Yaaahh... akhirnya... malah melempem puasanya... kocar-kacir niatnya, malah tidak terlalu bersemangat seperti saat sebelum dijanjikan hadiah.
Well... lets see...
0 comments:
Post a Comment